September 20, 2010

ADA 3 JENIS GURU, ANDA TERMASUK YANG MANA ?

By Munif Chatib
Dalam minggu ini penulis banyak menerima undangan berbicara dalam acara halal bihalal beberapa sekolah. Hampir kebanyakan yang hadir adalah semua pengurus yayasan, kepala sekolah dewan guru dan semua karyawan yang bekerja di sekolah tersebut. Seorang kawan yang kebetulan menjadi direktur di sebuah sekolah membisikkan sesuatu yang penting sebelum saya naik panggung.
“Pak Munif tolong beri motivasi dan semangat para guru ya agar mereka lebih baik lagi dalam bekerja”.
Memang sekolah sebagai institusi yang didalamnya wajib membutuhkan sentuhan manajemen sumber daya manusia, sebagai maqom manajemen yang tertinggi, guru adalah komponen yang maha penting.
Bahkan kualitas pendidikan bangsa ini banyak ditentukan oleh kualitas para gurunya. Guru adalah ‘bos in the class’. Guru adalah orang yang bertatap muka langsung dengan peserta didik. Artinya roda komunitas yang bernama sekolah sangat diwarnai oleh kinerja para gurunya.
Pentingnya peranan dan kualitas seorang guru berdampingan dengan banyaknya problematika yang dihadapi oleh para guru. Hal yang mendasar pada problem tersebut adalah ‘KEMAUAN’ untuk maju. Apabila kita percaya tidak ada siswa yang bodoh dengan multiple intelligences-nya masing-masing, maka kita juga harus percaya bahwa ‘tidak ada guru yang tidak becus mengajar’. Hanya saja kenyataan yang terjadi adalah keengganan guru untuk terus belajar dan bekerja dengan baik disebabkan oleh tidak adanya ‘KEMAUAN’ untuk belajar dan maju.
Saya sangat setuju dengan pernyataan seorang teman yang memimpin sebuah sekolah yang berkualitas. “Pak Munif tidak semua guru lho mau diberikan pelatihan. Jika seperti itu maka sebagus apapun materi dan kemasan dalam pelatihan itu, biasanya guru tidak akan berhasil mengambil manfaat dari pelatihan itu. Oleh sebab itu, saya merancang sebuah sesi pendaftaran kepada guru-guru saya yang ‘MAU’ ikut pelatihan dengan batasan waktu. Dari situ saja saya sudah tahu, mana guru yang ‘tertarik’ dan ‘tidak tertarik’.
Dua tahun yang lalu pemerintah memulai melaksanakan program sertifikasi guru. Program ini sebenarnya diawali dari sebuah hipotesa, bahwa guru yang professional dan berkualitas akan terwujud apabila kesejahteraannya mencukupi. Sebaliknya jangan harap seorang guru akan professional, jika kesejahteraannya tidak mencukupi untuk kehidupan sehari-hari.
Beberapa bulan yang lalu, ternyata hipotesa itu terjawab. Dari data statistik yang dianalisa oleh teman-teman asesor menyebutkan bahwa para guru penerima tunjangan profesi yang cukup besar, ternyata belum menunjukkan kemajuan kualitas dalam proses mengajarnya. Mereka tidak berubah, mengajar biasa-biasa saja. Meskipun mereka sudah menerima tunjangan profesi sebagaimana yang diharapkan pemerintah untuk menjadi guru yang professional dengan berbagai kriteria yang sudah ditentukan dalam proses sertifikasi guru.
Jadi menurut penulis ada hipotesa baru, yaitu ‘besarnya penghasilan guru belum tentu menjadi penyebab berkembangnya kualitas guru dalam bekerja’.
Dilihat dari faktor ‘KEMAUAN’ untuk maju, maka ada 3 jenis guru.
Pertama, ‘GURU ROBOT’, yaitu guru yang bekerja persis seperti robot. Mereka hanya masuk, mengajar, lalu pulang. Mereka yang peduli kepada beban materi yang harus disampaikan kepada siswa. Mereka tidak mempunyai kepedulian terhadap kesulitan siswa dalam menerima materi. Apalagi kepedulian terhadap masalah sesame guru dan sekolah pada umumnya. Mereka tidak peduli dan mirip robot yang selalu menjalankan peritnah berdasarkan apa saja yang sudah di programkan. Guru jenis ini banyak sekali menggunakan ungkapan seperti ini.
“Wah …itu bukan masalahku…itu masalah kamu. Jadi selesaikan sendiri ….” Atau
“Maaf aku tidak dapat membantu … sebab hal ini bukan tugas saya…”.
Kedua, ‘GURU MATERIALIS’, yaitu guru yang selalu melakukan hitung-hitungan, mirip dengan aktivitas bisnis jual beli atau yang lainnya. Parahnya yang dijadikan patokannya adalah ‘HAK’ yang mereka terima. Barulah ‘KEWAJIBAN’ mereka akan dilaksanakan sebesar tergantung dari HAK yang mereka terima. Guru ini pada awalnya merasa professional, namun akhirnya akan terjebak dalam ‘KESOMBONGAN’ dalam bekerja. Sehingga tidak terlihat ‘benefiditasnya’ dalam bekerja. Ungkapan-ungkapan yang banyak kita dengan dari guru jenis ini antara lain:
“Cuma digaji sekian saja … kok mengharapkan saya total dalam mengajar… jangan harap ya …”.
“Percuma mau kreatif, orang penghasilan yang diberikan kepada saya hanya cukup untuk biaya transport…”.
“Kalau mengharapkan saya bekerja baik, ya turuti dong permintaan gaji saya sebesar …..”.
Dan seterusnya …
Ketiga, ‘GURUNYA MANUSIA’, yaitu guru yang mempunyai keikhlasan dalam hal mengajar dan belajar. Guru yang mempunyai keyakinan bahwa target pekerjaannya adalah membuat para siswanya berhasil memahami materi-materi yang diajarkan. Guru yang ikhlas untuk introspeksi apabila ada siswanya yang tidak bisa memahami materi ajar. Guru yang berusaha meluangkan waktu untuk belajar. Sebab mereka sadar, profesi guru adalah makhluk yang tidak boleh berhenti untuk belajar. Guru yang keinginannya kuat dan serius ketika mengikuti pelatihan dan mengembangan.
GURUNYA MANUSIA , juga manusia yang membutuhkan ‘penghasilan’ untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bedanya dengan GURU MATERIALIS, GURUNYA MANUSIA menempatkan penghasilan sebagai AKIBAT yang akan didapat dengan menjalankan kewajibannya. Yaitu Keikhlasan mengajar dan belajar.
Sudah banyak contoh yang mana rizki seorang guru tiba-tiba diguyur oleh Allah SWT dari pintu yang tidak terduga, atau dari akibat guru tersebut terus menerus belajar.
Ada teman guru yang mendapatkan kesempatan ‘belajar’ di luar negeri sebab mempunyai prestasi dalam membuat lessonplan. Ada teman guru mendapatkan rizki sebab dengan tekun menulis buku ajar untuk siswa di sekolah tempat dia bekerja. Ada teman guru yang menulis kisah-kisah yang unik yang dialami di kelas pada saat dia belajar. Ada teman guru yang sekarang menjadi ‘bintang’ banyak sekali dibutuhkan pemikiran-pemikirannya untuk banyak guru di Indonesia, dan lain-lain.
Walhasil, Allah tidak maha mendengar. Maha melihat dan maha mengetahui apa yang dinginkan oleh hambanya yang bertawakkal.
Sekarang … tundukkan wajah sejenak. Ambil nafas … lakukan instropeksi. Anda termasuk guru jenis yang mana? Bagaimanapun anda. Sekarang anda sudah tahu harus bagaimana menjadi seorang guru yagn professional.

Disadur dari : http://www.lazuardiinsankamil.blogspot.com/ Tanggal 20 September 2010

Januari 18, 2010

Aku Menangis Untuk Adikku sebanyak 6 Kali

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan,
"Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!"
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.

Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata,
"Ayah, aku yang melakukannya!"
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.

Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata,
"Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku.

Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun Aku berusia 11. Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten.

Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..." Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku."

Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!" dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata,
"Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini."

Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:
"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata ber- cucuran sampai suaraku hilang.

Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas) . Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"
Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku.

Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu. .."Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.

Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23. Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini.Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya?
Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.

"Tidak, tidak sakit.Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..."Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.

Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit.

Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya.
"Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan.
Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?"

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"
"Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku.

Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah.Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu.Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya.

Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.Kata- kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.


Sumber: Diterjemahkan dari "I Cried For My Brother Six Times"

Maret 02, 2009

ALAMAT WEB UNTUK JURNAL GRATIS

Disadur dari http://sumber-sumber.blogspot.com/
Kadang bagi akademisi, dosen atau mahasiswa mencari artikel jurnal yang bisa diakses gratis tanpa sign-up berbayar dan hal-hal lain yang tidak memerlukan biaya cukup susah jika anda hanya memasukkan kata kunci di mesin pencari, termasuk jika anda memasukkan kata kunci free online journal sekalipun, akhirnya anda mungkin akan kecewa berjam-jam mencari di search engine. Teman-teman saya sangat sering mengalaminya dan jika mencari tugas di internet, mereka bisa semalaman di warnet, belum membacanya.

Sayang sekali, kita cukup susah menemukan jurnal online dalam bahasa Indonesia, kalaupun ada, tentunya hanya bisa diakses oleh mahasiswanya sendiri atau jurnal di bidang IT. Padahal mahasiswa dan dosen di Indonesia ini berjumlah sangat banyak sekali, tetapi kadang menyepelekan sistem internet dan pihak pemerintah kurang menyediakan wadah untuk itu. Hingga kini, sistem internet masih dianggap sebagai bidang orang IT. Hanya segelintir dosen yang peduli dengan ini dan menyediakan fasilitas online. Padahal hampir setiap mahasiswa saat ini sangat awam dengan internet.

Untuk itu, agar membantu pencarian anda, berikut merupakan daftar dan juga review singkat jurnal online gratis yang saya temukan, jika anda punya alamat lain, anda bisa menambahkannya pada komentar.

1. Astrophysics Data System Scanned Articles Service
http://adsabs.harvard.edu/article_service.html
Disini anda bisa menemukan banyak sekali jurnal full teks (tidak hanya sekedar abstrak) gratis yang bisa di akses pada 31 jurnal astronomi dan astrofisika.

2. BeamLine
http://www.slac.stanford.edu/pubs/beamline/
Jurnal periodik fisika partikel ini dipublikasikan oleh Stanford Linear Accelerator Center

3. Behavioral and Brain Sciences
http://www.bbsonline.org/
BBS ini merupakan jurnal ilmu kognitif yang cukup terkenal. Situs ini memberikan akses penuh gratis artikel yang dipublikasikan sejak 1993.

4. Bioline International
http://www.bioline.org.br/
Publisher non-profit jurnal biomedis online ini memiliki berbagai artikel penelitian dari negara-negara berkembang seperti Brazil, Cuba, India, Indonesia, Kenya, South Africa, Uganda dan Zimbabwe.

5. BioMed Central
http://www.biomedcentral.com/
Publisher online artikel sains di berbagai area penelitian medis dan biologi ini menyediakan akses online gratis ke berbagai artikel penelitian.

6. Brain
http://brain.oxfordjournals.org/
Jurnal neurology dari oxford ini bisa diakses gratis untuk artikel yang telah dipublikasikan.

7. Caltech Undergraduate Research Journal (CURJ)
http://www.curj.caltech.edu/
Situs ini merupakan tempat publikasi artikel California Institute of Technology dengan disertai arsip dan informasi.

8. Cerebral Cortex
http://cercor.oxfordjournals.org/
Artikel full-teks dari oxford ini membahas tentang neuroscience atau ilmu neurologi.

9. CERN Courier
http://www.cerncourier.com/
Jurnal internasional yang membahas tentang fisika high-energy, bagian ilmu fisika yang baru dikembangkan akhir-akhir ini (mengenai energi fusi, dsb) yang dipublikasikan oleh Institute of Physics. Artikel jurnal disini ada mulai tahun 1998 hingga sekarang.

10. Columbia Science Review
http://www.columbia.edu/cu/csr/
Publikasi jurnal oleh mahasiswa Universitas Columbia yang membahas sains kontemporer dan penelitian akademik.

11. The Dawson Research Journal of Experimental Science
http://place.dawsoncollege.qc.ca/%7Edrjes
Publikasi penelitian eksperimental yang dilakukan oleh mahasiswa Dawson College, Montreal, Canada yang tersedia online.

12. Directory of Open Access Journals
http://www.doaj.org/
Jurnal-jurnal disini terkategorisasi dan menyediakan link yang bisa anda pilih sendiri ke berbagai subyek jurnal ilmiah dan sains perguruan tingga dengan kualitas tinggi yang disediakan gratis dan full-text.

13. Electronic Journal of Human Sexuality
http://www.ejhs.org/
Artikel jurnal berkualitas yang direview oleh pembaca disini membahas berbagai aspek hubungan seksual manusia, yang disediakan oleh Institute for Advanced Study for Human.

14. Electronic Journals Virginia Tech
http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/
Berbagai koleksi jurnal elektronik yang bisa diakses gratis dan disediakan oleh Perpustakaan Digital Virginia Tech.

15. FDA Consumer Magazine
http://www.fda.gov/fdac/default.htm
Majalah official United States Food and Drug Administration ini tersedia mulai desember 1989 hingga saat ini.

16. First Monday
http://www.firstmonday.org/
Jurnal tentang internet dan infrastruktur informasi global ini periodik muncul bulanan dan anda juga bisa mendapatkannya lewat e-mail.

17. Free Medical Journals
http://www.freemedicaljournals.com/
Banyak sekali daftar jurnal medis atau kedokteran disini yang menyediakan akses full-text gratis.

18. HHMI Bulletin
http://www.hhmi.org/bulletin/
Majalah yang terbit 3 bulan sekali ini menyediakan berbagai artikel perkembangan di bidang penelitian biomedis dan pendidikan sains.

19. The Industrial Geographer
http://igeographer.lib.indstate.edu/
Jurnal elektronik ini berfokus pada geografi industri.

20. JournalServer
http://journalserver.org/
Perpustakaan digital yang berbasis di oxford ini memiliki banyak koleksi jurnal perguruan tinggi terbaik di dunia yang bisa diakses penuh pada berbagai bidang studi, termasuk ekonomi, psikologi, dsb.

21. Nature and Science
http://www.sciencepub.net/
Jurnal akademik internasional dan ilmu sosial ini menyediakan publikasi, paper atau makalah, database dan template.

22. Pacific Journal of Science and Technology (PJST)
http://www.akamaiuniversity.us/PJST.htm
Jurnal akademik penelitian, teori dan observasi ilmu pasti (kimia, biologi, fisika, dll) ini disediakan Akamai University, USA dalam bentuk akses bebas.

23. PLoS One
http://www.plosone.org/
Disini anda bisa menemukan laporan penelitian studi ilmiah di berbagai bidang studi baik ilmu sosial dan sains, termasuk artikel dengan panduan dari penulis.

24. The Proceedings of The National Academy of Sciences Online
http://www.pnas.org/
Mulai tahun 2002 artikel ilmiah yang dipublikasikan online sebelum di-print hanya bisa diakses dengan pendaftaran berbayar, tetapi artikel yang telah dipublikasikan dan diprint bisa diakses gratis. Termasuk semua artikel sebelum tahun 2002.

25. Public Library of Science (PLoS)
http://www.plos.org/
Organisasi ilmuwan non-profit ini berkomitmen untuk menjadikan literatur medis, sains dan ilmiah lainnya bisa diakses bebas oleh siapa saja. Disini anda bisa menemukan arsip-arsip penelitian, berbagai jurnal di berbagai bidang studi termasuk e-print online.

26. SciElo
http://www.scielo.org/
Disini anda bisa mendapatkan akses artikel jurnal ilmiah dari Brazil, Chili, Kuba dan Spanyol.

27. Science & Technology Review
http://www.llnl.gov/str/
Paper dan makalah penelitian sains dan teknologi full teks disini tersedia mulai tahun 1995 hingga saat ini dan dipublikasikan oleh Lawrence Livermore National Laboratory.

Desember 31, 2008

Resensi Film "Le Grande Voyage"

Pada malam tahun baru Hijriyah lalu, gw nonton sebuah film produksi Prancis-Maroko yang ditayangkan di RCTI. Walaupun dialognya di dubbing ke bahasa Indonesia tapi tetap saja sangat menarik. Film ini benar-benar menggugah dan menggambarkan sebuah ketulusan dan kesabaran. Baru kali ini gw nonton film asing yang benar-benar menggugah rasa iman.
sekarang kita akan membicarakan sebuah film berjudul "Le Grand Voyage"....


film ini bercerita tentang perjalanan ayah-dan anaknya yang bernama reda (mungkin dr bahasa arab Ridho) ke kota mekkah dengan sebuah mobil. sang ayah ingin pergi haji, namun ia berkerasu ntuk memakai mobil dan bukannya pesawat walo ia memiliki cukup uang untuk membeli tiket. bagi sang ayah, ibadah haji adalah dimulai dari awal melakukan perjalanan dari saat keluar rumah. ia ingin merasakan perjuangannya langkah demi langkah, bermil-mil jauhnya dari daerah selatan prancis. namun bagi sang anak, perjalanan ini tak lebih dari sikasaan batin karena harus mengantar ayahnya dalam waktu yang lama berikut meninggalkan ujian sekolahnya yang sangat penting, plus kekasih non muslim nya.

reda diibaratkan seorang pemuda kelahiran prancis berdarah maroko yang enggan mengingat2 apalagi melestarikan budaya asalanya, berikut menjalankan perintah agamanya seperti sholat. sedangkan sang ayah merasa perlu mengkomunikasikan bagaimana sejatinya menjadi seorang muslim kepada anak laki2nya itu.

Seorang anak bertanya pada ayahnya. ”Mengapa Ayah tidak naik pesawat terbang saja ke Makkah? Ini akan lebih mudah.” Sang ayah terdiam sejenak. ”Air laut baru akan kehilangan rasa pahitnya setelah ia menguap ke langit,” jawabnya.

”Apa?”
”Ya, begitulah air laut menemui kemurniannya. Ia harus mengangkasa melewati awan. Inilah mengapa lebih baik naik haji berjalan kaki ketimbang naik kuda. Lebih baik naik kuda ketimbang naik mobil. Lebih baik naik mobil ketimbang naik perahu. Lebih baik naik perahu ketimbang naik pesawat terbang…”

Percakapan ini terbetik pada sebuah trotoar di Bulgaria ketika keduanya terpaksa berlindung dari empasan badai salju. Mobil mereka mogok. Usai melintas sepertiga benua Eropa di atas roda empat, tanya Reda (Nicolas Cazale) pun akhirnya pecah. ”Mengapa tak naik pesawat terbang saja ke Makkah?”

Sebuah pertanyaan masuk akal. Alih-alih terusik oleh tajamnya pertanyaan Reda, sang ayah justru menjawabnya puitis. Sebuah jawaban yang tentu saja tak mudah dicerna oleh rasio awam yang matematis. Jawaban yang agaknya lebih bisa dicerna oleh hati yang khusuk.

Tafsirnya adalah semakin sulit perjalanan menuju Makkah, menurut sang ayah, maka semakin kita memurnikan jiwa kita –seperti halnya perjalanan air laut yang mengangkasa. Hanya dengan cara itulah, ia menemukan kemurniannya kembali. Inilah pesan metaforis Le Grand Voyage (2004), tetapi bukan satu-satunya pesan bernuansa spiritual yang disodorkan peraih Film Terbaik Venice Film Festival ini.

Sang ayah, diperankan secara apik oleh aktor kawakan Mohamed Majd, adalah imigran Maroko. Telah menetap 30 tahun di Prancis, laki-laki berwajah Afrika utara itu masih memegang kukuh budaya Arab dan Islam. Sementara Reda adalah generasi kedua imigran yang sudah kebarat-baratan, ia bahkan tak pernah shalat dan memacari seorang gadis Prancis nonmuslim. Namun, dalam bingkai budaya Arab yang kental, sang ayah tetaplah figur dominan.

Maka, titah sang ayah bagai sambaran geledek di siang bolong. Kala itu Reda akan menggondol gelar sarjana dan tengah di mabuk cinta. Tetapi, ia diminta menyupiri ayahnya naik haji ke Makkah, menyusuri rute sejauh lima ribu kilometer dari Prancis selatan di atas mobil minivan Peugeot yang bobrok. Jadilah Le Grand Voyage, sebuah film perjalanan (road-movie) dan, seperti kebanyakan road movie, ia bergerak linear.

Melintaslah mereka ke Italia, Slovenia, Kroasia, Serbia, dan Bulgaria. Menyeberang ke Turki, Suriah, Yordania, hingga Arab Saudi. Pertikaian kecil meletup sepanjang jalan. Dan, tahulah kita, betapa asingnya dunia ayah dan anak ini. Kita pun diperlihatkan, betapa uniknya peristiwa-peristiwa yang terjadi akibat perbedaan isi kepala dan kegagalan berkomunikasi.

Suatu waktu, sang ayah sekonyong-konyong menarik rem tangan hingga kendaraan yang mereka tumpangi nyaris terguling. Ini semata-mata lantaran Reda menolak meminggirkan mobilnya di jalan tol. Di Suriah, pertengkaran memuncak. Reda pergi meninggalkan ayahnya sendirian di gurun pasir setelah sang ayah memberikan duitnya pada seorang janda tua. Padahal duit mereka nyaris ludes usai ditipu orang Turki bernama Mustafa (Jacky Nercessian).

Uniknya mereka terus bersatu. Lewat film ini kita disodori sebuah hubungan kasih sayang ayah-anak yang ganjil namun terasa alami. Bagai ada tangan tak terlihat yang terus merekatkan keduanya. Ada pula paradok-paradok yang membikin film ini sebuah teka-teki. Yang kentara adalah sang ayah digambarkan sebagai sosok kepala batu dan Muslim yang taat. Namun, tak disangka, ia adalah seorang moderat yang sungkan memaksa Reda ikut shalat bersamanya.

Dan penonton pun bertanya-tanya. Seperti apa kira-kira akhir perjalanan dua manusia dengan kesenjangan budaya dan isi kepala itu? Sutradara Ismael Ferroukhi menyuguhkan sebuah sintesis yang memikat. Seperti air laut yang menguap, sang ayah menemui kemurniannya kembali di Baitullah. Ia wafat di situ.

Maka, pada titik ini, Feeroukhi berhasil mengiris-iris hati penonton. Reda diperlihatkan menangis sejadi-jadinya di depan jasad sang ayah yang terbujur kaku. Betapa menyakitkan. Bukankah Reda baru saja mengenal dan menemukan ayahnya lewat perjalanan jauh ini, tapi sekaligus mesti kehilangannya dalam satu pukulan?

Le Grand Voyage adalah film yang membuat penontonnya pulang dengan hati ‘berdarah-darah’. Sebagai film yang sukses mengaduk emosi dan menggelitik saraf spiritual, Le Grand Voyage terhitung unik. Film ini amat sederhana, jika tidak miskin penggarapan teknis. Penonton kerap dihadapkan pada banyak ruang kosong. Dialog ayah dan anak ini amat irit. Namun, bukankah kejeniusan kerap kali tampak pada kesederhanaan?

Pemain: Nicolas Cazale, Mohamed Majd
Sutradara: Ismael Ferroukhi
Produksi: Ognon Pictures

Desember 14, 2008

Jalan Menjadi Pencinta-Nya

Ada kalanya hidup tidak berjalan sebagaimana kita harapkan. Gelombang
ujian dan cobaan seakan tak henti menerpa. Dari yang hanya membuat
kita tertegun sejenak hingga yang menjadikan kita terkapar tak berdaya
karenanya. Pedih dan getir pun menjadi rasa yang tertuai.

Saudaraku, yang perlu terus kita yakini bahwa getirnya hidup tidaklah
menandakan rahmat Allah telah sirna. Perihnya cobaan, bukanlah isyarat
bahwa kemurkaan Allah sedang menggelayuti kehidupan ini.

Sebaliknya, getir dan perihnya rasa yang kita alami itu, dapat menjadi
tanda bahwa Allah sedang menghapus dosa-dosa yang pernah kita perbuat.
Karena ada dosa yang tidak bisa dihapuskan kecuali oleh rasa getir dan
perih. Ada dosa yang tak terhapus hanya oleh air mata penyesalan.
Ketika pedihnya terasa, di sanalah dosa akan terampuni. Saat getirnya
membuncah, di situlah kesucian akan tertuai. Hasilnya, hati pun
menjadi tenang dan keberkahan hidup menjadi jaminan.

Atau bisa jadi, itu semua menjadi tanda bahwa kita sedang dipersiapkan
untuk menerima nikmat yang lebih besar, yaitu menjadi kekasih Allah
atau para pencintaNya. Dan untuk menjadi para pencintaNya, haruslah
siap diuji. Itu adalah harga yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Sebuah
keniscayaan yang telah menjadi sunatulllahNya.

Kita harus siap-siap digerinda, yang merupakan syarat untuk bisa dekat
pada Allah. Gerindaan yang berbentuk ujian dan cobaan, akan
terus-menerus menghampiri. Ia tidak akan hilang hingga segala
karat-karat dosa kita, terkikis olehnya.

Seperti buah kelapa, untuk dapat diambil santannya, ia harus
dijatuhkan terlebih dahulu dari pohonnya yang tinggi. Kemudian,
kulitnya harus dikelupas dengan paksa hingga tak tersisa lagi. Setelah
bersih, ia lalu dibelah menjadi beberapa bagian. Setelah itu,
potongan-potongan kelapa tersebut lalu diparut hingga hancur dan hanya
menyisakan ampasnya. Apakah telah selesai? Tentu saja belum, karena
ampas kelapa itu akan diperas hingga keluarlah santan, yang di sana
manfaatnya baru terasa.

Begitu juga sifat dari cobaan dan ujian. Ia akan terus melumat dan
menghancurkan segalanya, hingga yang tersisa adalah bagian-bagian dari
diri kita yang secara kualitas, telah siap menjadi para pencintaNya.

Karena itu, saat gerinda telah datang, segeralah bertobat agar tak
hanya pintu tobat yang terbuka, namun status menjadi pencintaNya pun
akan menjadi milik kita. Tetapi bila gerinda itu belum tiba, jangan
terlena olehnya. Tetaplah mendekatkan diri padaNya dengan selalu
menempatkan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam hidup kita.

April 22, 2008

SOPHISTICATED

Zona nyamanKu ada disaat otakKu harus bertjuang menemukan jawaban.
Ada rasa penasaran, cemas bercampur keyakinan.
Seperti saat memutuskan untuk selalu jadi yang terdepan.
Di situlah adrenalinKu terpacu menemukan hal baru yang bermanfaat bagi diri dan lingkunganKu.
Satu kebanggaan tersendiri saat pencapaianKu mampu berkontribusi nyata bagi lingkungan dan
kehidupan yang lebih baik.
Satu kemenangan yang membanggakan.
All Men are Possible Heroes...


Maret 31, 2008

PROMOTION WITH MERCHANDISING

Setiap perusahaan yang profit oriented baik perusahaan jasa maupun manufaktur memiliki nama tersendiri yang mencerminkan perusahaan tersebut. Keberadaan sebuah nama beserta logo perusahaan sangat erat kaitannya dengan pemasaran produk. Eksistensi produk di pasaran sangat diutentukan oleh image perusahaan di mata konsumen. Semakin baik produk yang dikeluarkan maka semakin baik pula citra perusahaan di mata masyarakat. Perusahaan yang sudah eksis dibidangnya akn memiliki konsumen yang loyal.

Tidak hanya perusahaan yang profit oriented , berbagai macam NGO/LSM dan lembaga pendidikan terutama pendidikan tinggi setingkat universitas pun senantiasa berusaha mempromosikan diri untuk menjaring anggota sebanyak-banyaknya (untuk NGO) dan calon mahasiswa (untuk universitas). NGO dan universitas yang sudah memiliki eksistensi yang tinggi memiliki partisipan yang besar.


Perusahaan, NGO, dan universitas yang sudah mengglobal umumnya dikenal secara luas oleh masyarakat di seluruh dunia. Orang yang ingin menunjukkan kekagumannya, keloyalannya, maupun yang hanya sekedar menunjukkan ”prestise” umumnya memakai atribut-atribut yang memuat nama perusahaan, NGO, dan universitas dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menunjukkan kebanggaannya dengan memakai atribut-atribut tersebut. Saat ini atribut-atribut yang memuat nama perusahaan tidak untuk dikomersialkan. Kalaupun ada, itupun hanya sedikit sekali dan umumnya menyertai produk yang dijual. Sama halnya dengan perusahaan, NGO dan universitas menjual atribut hanya untuk kalangan terbatas, jarang sekali yang digunakan untuk mempromosikan diri.

Lalu apa peluang bisnis yang saya pikirkan dari pengantar sebelumnya?
Ini dia...........
Dengan melihat fenomana banyaknya orang yang tertarik untuk memakai, menggunakan maupun sekadar mengoleksi memorabilia perusahaan, NGO, dan universitas. Misalnya orang yang senang dan bangga memakai T-shirt yang bermerek Google, memakai gantungan kunci IPB dan sebagainya. Mereka hanya bisa mendapatkan barang-barang tersebut secara terbatas misalnya bila membeli sebuah produk, membelinya sebagai memorabilia bila berkunjung ke suatu universitas atau bahkan hanya pada saat ada universitas dan NGO yang sedang promosi. Artinya, tidak setiap saat barang-barang memorabilia itu bisa didapatkan dengan mudah.

Dengan melihat uraian di atas saya memiliki sebuah inovasi yang saya anggap sebagai strategi baru dalam bidang pemasaran. Kalau selama ini perusahaan memasarkan produknya di media masa, maka kini saatnya beralih ke metode baru yaitu ”menjual nama perusahaan”. Dengan metode ini perusahaan dapat bekerjasama dengan perusahaan lain (dalam hal ini inovasi usaha saya) untuk menerbitkan dan memasarkan nama perusahaan dalam bentuk memorabilia. Memorabilia yang dimaksud dapat berupa barang fungsional (seperti: t-shirt, jacket, mug, dan lainnya) maupun barang-barang yang sifatnya sebagai hiasan (seperti: keychain, PIN, sticker, dan lainnya).

Lalu bagaimana dengan NGO dan universitas, apa keunggulan metode ini? Pada prinsipnya sama saja, NGO dan universitas juga bisa bekerja sama dengan pihak lain (dalam hal ini inovasi usaha saya) untuk menerbitkan dan memasarkan memorabilia. Bedanya, kalau perusahaan berfungsi untuk membantu pemasaran produk sementara itu NGO dan universitas berfungsi untuk lebih ”memperkenalkan diri” kepada masyarakat, sekaligus menjaring anggota baru (untuk NGO) dan calon mahasiswa (untuk universitas). Berkaitan dengan universitas, memorabilia juga berfungsi untuk memotivasi para mahasiswa untuk meraih pendidikan berkualitas di universitas-universitas ternama di seantero dunia ini.

Melalui inovasi yang saya tawarkan ini, perusahaan, NGO dan universitas dapat berpromosi setiap saat tanpa terikat oleh momen-momen tertentu....hanya dengan persetujuan dengan perusahaan inovasi saya untuk menerbitkan dan memasarkan memorabilia. Inovasi yang saya tawarkan ini berkonsep sebuah pusat memorabilia yang bernama :

The international merchandising
(the company, NGO, and top universities)


Di pusat memorabilia ini konsumen dapat membeli barang barang seperti t-shirt, jacket, key chain, sticker, mug, PIN, dan sebagainya yang memuat nama dan logo perusahaan, NGO dan universitas. Di pusat memorabilia ini juga dipajang poster, banner perusahaan, NGO dan universitas yang bersangkutan.


Potensi Perluasan Usaha
Dalam jangka panjang, usaha ini bisa diperluas dengan membentuk lini usaha berikutnya yang berfungsi sebagai ajang tempat promosi pariwisata berbagai negara yang ada di dunia. Perusahaan saya bisa menjalin kerjasama dengan kementrian kebudayaan dan pariwisata dari berbagai negara di seluruh dunia.

Usaha ini berkonsep sebuah taman hiburan seperti halnya TMII di Indonesia dan Cockington Green di Australia. Bedanya, usaha ini dikonsep dalam bentuk mini dunia dengan skup lebih luas yang mencakup pariwisata andalan berbagai Negara di dunia. Tempat ini bernama :


Around the World
begins your dream from here…

Dengan adanya tempat semacam ini, siapapun bisa berkeliling dunia hanya dengan mengunjungi satu tempat. Itu bisa dilakukan setiap saat tanpa mengeluarkan biaya besar. Bagi mereka yang ingin berwisata ke luar negeri dapat menjadikan tempat ini sebagai referensi untuk memilih tempat wisata yang paling cocok. Di tempat ini pengunjung juga bisa membeli merchandise pariwisata dari seluruh dunia.

Bagaimana pendapat anda dengan ide bisnis saya? tertarikkah anda dengan ide saya? bagaimana kalau kita menjadi rekanan bisnis? call me in 08 1314 1618 45 or schweinteigz@yahoo.co.id