Desember 14, 2008

Jalan Menjadi Pencinta-Nya

Ada kalanya hidup tidak berjalan sebagaimana kita harapkan. Gelombang
ujian dan cobaan seakan tak henti menerpa. Dari yang hanya membuat
kita tertegun sejenak hingga yang menjadikan kita terkapar tak berdaya
karenanya. Pedih dan getir pun menjadi rasa yang tertuai.

Saudaraku, yang perlu terus kita yakini bahwa getirnya hidup tidaklah
menandakan rahmat Allah telah sirna. Perihnya cobaan, bukanlah isyarat
bahwa kemurkaan Allah sedang menggelayuti kehidupan ini.

Sebaliknya, getir dan perihnya rasa yang kita alami itu, dapat menjadi
tanda bahwa Allah sedang menghapus dosa-dosa yang pernah kita perbuat.
Karena ada dosa yang tidak bisa dihapuskan kecuali oleh rasa getir dan
perih. Ada dosa yang tak terhapus hanya oleh air mata penyesalan.
Ketika pedihnya terasa, di sanalah dosa akan terampuni. Saat getirnya
membuncah, di situlah kesucian akan tertuai. Hasilnya, hati pun
menjadi tenang dan keberkahan hidup menjadi jaminan.

Atau bisa jadi, itu semua menjadi tanda bahwa kita sedang dipersiapkan
untuk menerima nikmat yang lebih besar, yaitu menjadi kekasih Allah
atau para pencintaNya. Dan untuk menjadi para pencintaNya, haruslah
siap diuji. Itu adalah harga yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Sebuah
keniscayaan yang telah menjadi sunatulllahNya.

Kita harus siap-siap digerinda, yang merupakan syarat untuk bisa dekat
pada Allah. Gerindaan yang berbentuk ujian dan cobaan, akan
terus-menerus menghampiri. Ia tidak akan hilang hingga segala
karat-karat dosa kita, terkikis olehnya.

Seperti buah kelapa, untuk dapat diambil santannya, ia harus
dijatuhkan terlebih dahulu dari pohonnya yang tinggi. Kemudian,
kulitnya harus dikelupas dengan paksa hingga tak tersisa lagi. Setelah
bersih, ia lalu dibelah menjadi beberapa bagian. Setelah itu,
potongan-potongan kelapa tersebut lalu diparut hingga hancur dan hanya
menyisakan ampasnya. Apakah telah selesai? Tentu saja belum, karena
ampas kelapa itu akan diperas hingga keluarlah santan, yang di sana
manfaatnya baru terasa.

Begitu juga sifat dari cobaan dan ujian. Ia akan terus melumat dan
menghancurkan segalanya, hingga yang tersisa adalah bagian-bagian dari
diri kita yang secara kualitas, telah siap menjadi para pencintaNya.

Karena itu, saat gerinda telah datang, segeralah bertobat agar tak
hanya pintu tobat yang terbuka, namun status menjadi pencintaNya pun
akan menjadi milik kita. Tetapi bila gerinda itu belum tiba, jangan
terlena olehnya. Tetaplah mendekatkan diri padaNya dengan selalu
menempatkan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam hidup kita.